Features pribadi 2

Gaya Kepemimpinan Mudzir Ma’had Sunan Ampel Al-ali dalam Memimpin Ma’had.

Pada tanggal 27 Desember 2011 jam 12.30 di Idarroh MSAA (Ma’had SunanAmpel Al-Ali) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Mudzir (ketua dewan pengasuh) MSAA H Israqunnajah M,Ag mengatakan bahwa pola kepemimpinan yang diterapkan di MSAA adalah kepemimpinan kolektiv yang dimana peran masing-masing ada pembagianya yaitu ada mudzir, sekretaris, dan bidang-bidang lainya.
Kewenangan mutlak ada di tangan rector jdi mudzir ma’had tidak memiliki hak mengankat dari siapa untuk siapa., tetapi kepemimpinan itu hanya sebatasmberikan usulan.. Lain dengan komisaris, direktur sebuah perusahaan yang bebas mengankat atau diankat.Kepemimpinan kolektiv terkait dengan amanah penylengaraan pendidikan dibawah UIN yang dikembangkan pada pengasuh mempermudah peran masing-masing yang dikembangkan untuk memudahkan siapa menjadi apa.

Dalam upayahnya meningkatkan kualitas MSAA, Mudzir MSAA yang akrab disebut dengan Gos Is itu mengatakan bahwa “kita termotivasi islam mengajarkan orang berbuat dinamis yaitu mempelajari yang telah berlalu dan memplanning yang akan datang” jadi selalu melakukan perbaikan-perbaikan . MSAA semenjak dipimpin oleh Gos Is dikesankan lebih disiplin karena itu merupakan konsekuensi dari apa yang sudah dikembangkan. selalu dicari kelemahan-kelemanya misalnya kelemahan dibidang SDM, dana , dan waktu.. dengan adanya kelemahan itu sehingga selalu diadakan evaluasi baik evaluasi antar pengasuh dan musyrif-musyrifah , evaluasi antar bidang –bidang, dan evaluasi antar musyrif dan musyrifah, hal ini dilakukan untuk mendapatkan info dan solusi.Semua pengasuh diberikan tanggung jawab untuk mendampingi satu-satu dari masing-masing mabna. Yang setiap dua bulan sekali selalu memberikan evaluasi . Masing-masing bidang ada evaluasinya sesuai dengan bidang masing-masing tidak diperbolehkan mengevaluasi yang bukan bidangnya dikarenakan biasa kacau.

Menurut mudzir MSAA dalam mengatasi pelanggaran yang terjadi di MSAA itu tidak langsung diatasi oleh mudzir tapi, dilihat dari jenis pelanggarannya. Jika pelanggaran ringan maka akan diatasi oleh Musyrif-Musyrifah, apabila pelangaranya agak berat maka yang akan menangani adalah Murobbi-Murobbiyah, jika pelanggaranya berat maka akan ditangani langsung oleh pengasuh yang akan dilaporkan kepada mudzir kalau masih juga belum teratasi langsung pihak pengasuh MSAA melaporkan kepada Fakultas dan fakultas kepada Rektor. Jadi mudzir tidak boleh memutuskan sendiri keputusan karena MSAA berlindung di bawah payung UIN Maulana Malik Ibrahim jadi integrasi antara MSAA dan UIN sangat terlihat jelas.

Gos Is menganggap semua karyawan yang ada di idarroh MSAA bukan sebagai atasan dan bawahan melainkan sebagai tim atau patnner dalam bekerjasama untuk memajuhkan UIN Malang bersama-sama .Ketika peneliti menanyakan apa susah senangnya menjadi Mudzir MSAA beliau berkata tidak ada susahnya karenas menurut beliau bias mengapdi dan berbagi kebahagiaan dengan sesama, disamping itu kita semua memiliki motto yang sama yaitu Khairunnas amfauhum linnas.Karena semua ini adalah amanah yang harus dijalankan dengan baik.

Untuk susahnya menjadi Mudzir MSAA, yaitu dimana ada seribu orang maka ada seribu pemikiran, seperti ketika ada mahasantri yang tidak mau tahu dengan program-program yang dijalankan pada MSAA, biasanya itu dipengaruhi oleh latar belakang mahasantri ada yang perna mondok dan adapulah yang benar-benar asli anak rumahan. Anak yang benar-benar asli rumahan biasanya takut terganggu privasinya, jadi kurang dapat berinteraksi dengan sesamanya dengan baik.Bagi Gos Is sendiri itu bukan merupakan kesulitan melainkan tantangan bagaimana memberi pemahaman yang lebih baik terhadap mahasantri, karena satu tahaun itu merupakan waktu yang pendek untuk mengajak orang berbuat baik.

penulis bias menangkap gaya kepemimpinan Mudzir MSAA itu demokratis buktinya ketika ada permasalahan yang menyagkut ma’ahad pasti diselesaikan secara musyawarah bersama-sama.Beliau juga sangat terbuka sekali terhadap mahasiswa buktinya ketika penulis menemui beliau, penulis disambut dengan senang hati. Gos Is juga menjunjung tinggi profesionalisme terbukti ketika ada masalah pada mahasantri yang melakukan pelanggaran beliau tidak langsung turun sendiri ke lapangan melainkan ada prosedurnya yaitu ada pengasuh dibawahnya ada murobbi, dibawahnya lagi ada musyrif. Baru kalau jenis pelanggaranya berat maka Mudzir akan bertindak langsung kalau hanya pelanggaran sedang cukup diatasi oleh musyrif. Beliau juga ramah terbukti ketika penulisi wawancara beliau juga mengeluarkan kata-kata yang bias lebih mengakrabkan suasanah dengan peneliti misalnya namanya siapa? Rumahnya dimana? Pernah mondok apa tidak? Pernah tinggal di mabna apa?. Dalam mengambil kepurusan beliau juga tegas terbukti ketika ada yang melakukan pelanggaran maka harus segera ditindak agar mereka tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama.

Dari wawancara yang penulis lakukan masih banyak kendala-kendalanya misalnya sulit menemuhi responden, keterbatasan waktu ketika wawancara karena responden sibuk dengan aktivitas kampus, ma’had dan tugas luar sehingga tidak sempat mengambil gambar Mudzir MSAA . fatimah

Tinggalkan komentar